Selasa, 23 Maret 2021

Sang Pembela

Ada sebuah cerita, cerita dari sang pembela. Dia seorang yang riang gembira akan tetapi sekarang dia sedang gundah gulana, apa penyebabnya ? Bukan karna patah cinta atau jatuh cinta, ini juga bukan cerita romansa. Sekali tertawa, sekeliling nya akan bahagia, oh itu sebab dia tertawa penuh setia. Dikala mencari sapa hanya ada luka, membekas di hatinya dengan makna. Semua menganggap biasa bahkan dicerca, ternyata jadi yang luar biasa tidak cukup hanya canda dan harus tetap Istiqomah dijalan NYA. Pembela tak harus mati matian dengan kata, sebab kata hanya milik pujangga yang selalu mencari arti cinta. Pembela tersebut penuh harap di kala senja, sebab maghrib akan tiba, untuk apa berharap yang tiada. Ia hanya ingin memunajat kan do'a. Pagi berganti siang terlewati, lelah dengan hela nafas yang belum terobati dari si pembela. Hari berganti bulan dilewati akhir tahun terhenti, kini dia hanya menanti, menanti sang malaikat membawa mati, bertanya lah seseorang, 'apakah dia tetap tersenyum setia ?' jawabnya ya, sebab lantunan kata laa illaa ha illallah, muhammadar rasullulah telah terpatri didalam hati.